Sebelum saya jabarkan bagaimana cara Budidaya Sapi Perah dengan menggunakan Produk NASA, bagi Anda yang berjiwa pembisnis, bisa langsung bergabung menjadi mitra kami untuk mendapatkan harga spesial member, jadi produk bukan saja digunakan untuk sendiri tapi Anda juga bisa memasarkannya untuk mendapatkan keuntungan ganda, untuk lebih jelasnya hubungi Distributor Resmi NASA...
BUDI DAYA SAPI PERAH SECARA INTENSIF
DENGAN PRODUK NASA (Pin BB: 52DD23E6 – Distributor Resmi NASA N-388431)
Susu
sapi perah sudah sangat dikenal oleh masyarakat karena dapat dikonsumsi oleh
segala umur. Susu sapi adalah sumber pangan yang sangat sempurna dan tinggi
kandungan gizinya sebagai sumber energi, protein, lemak, vitamin dan mineral
sehingga bagi masyarakat yang sangat memperhatikan kesehatan tubuh menjadikan
susu sebagai menu harian yang harus dikonsumsi.
Melihat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar mencapai 220 juta
jiwa, mulai dari balita sampai lanjut usia sehingga kebutuhan susu sapi sangat
tinggi. Hal ini menyebabkan peternakan sapi perah mulai diminati masyarakat.
Oleh karena itu perlu dilakukan pola budidaya sapi perah yang intensif sehingga
dapat memproduksi susu dengan maksimal sesuai dengan potensinya.
Faktor yang mempengaruhi
produksi susu sapi adalah bibit sapi perah yang berkualitas, pakan yang lengkap
nutrisi dan jumlahnya, model perkandangan yang sesuai, kebersihan sapi dan
kandang yang terjaga setiap hari, kondisi lingkungan yang sesuai dengan sapi
serta upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang teratur dan kontinyu. Pemilihan bibit sapi perah sangat menentukan
jumlah produksi susu. Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi
susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%.
Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga
mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan
yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan
budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai
385 juta m3/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang.
Produksi susu sapi di Indonesia rata-rata masih kurang dari 10 liter/hari dan
jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).
Lokasi yang ideal untuk
membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman
penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah
tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus
pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat
dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Kandang dapat dibuat
dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki.
Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu
jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua
jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua
jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Lantai kandang harus
diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai
terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi.
Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh
bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih
dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan lainnya. Ukuran
kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2
m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup
1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di
sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%.
Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga
dataran tinggi (> 500 m).
Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
produksi susu tinggi,
(b) umur 3,5-4,5 tahun
dan sudah pernah beranak,
(c) berasal dari induk
dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi,
(d) bentuk tubuhnya
seperti baji,
(e) matanya bercahaya,
punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki
belakang cukup lebar serta kaki kuat,
(f) ambing cukup besar,
pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus,
vena susu
banyak, panjang dan berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak
dalam
segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
(g) tubuh sehat dan bukan
sebagai pembawa penyakit menular, dan
(h) tiap tahun beranak.
Untuk mengejar
produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan
peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus
dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang
dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta
dicatat penampilannya. Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan
tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus
disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi
diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang
ambing dan temperamennya.
Pakan yang diberikan
berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun
tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan
diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan
berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan
(BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui
(laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam
ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis
kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul,
ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang
berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan
pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah
sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Sebagai
Pakan pelengkap, PT. NATURAL NUSANTARA memiliki teknologi pakan organik yang
berfungsi sebagai sumber vitamin, mineral dan protein sehingga dapat melengkapi
gizi pakan sapi perah. Dimana dari data lapangan menunjukkan bahwa sapi perah
yang menggunakan produk NASA dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas susu.
Selain makanan, sapi harus diberi air minum
sebanyak 10% dari berat badan per hari. Pemeliharaan utama adalah pemberian
pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan
kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan
dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di
musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan
bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat
kakinya.
Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi perah yaitu :
A) Penyakit
Antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak
langsung, makanan/minuman atau
pernafasan.
Gejala:
(1) demam tinggi,
badan lemah dan gemetar;
(2) gangguan pernafasan;
(3) pembengkakan pada
kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul;
(4) kadang-kadang
darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut,
anus dan
vagina;
(5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah;
(6) limpa bengkak
dan berwarna kehitaman.
Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika,
mengisolasi sapi yang terinfeksi serta
mengubur/membakar sapi yang mati;
B) Penyakit
mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE),
Penyebab:
virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air
liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala:
(1) rongga mulut, lidah,
dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan
bulat berisi
cairan yang bening;
(2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis;
(3) nafsu
makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali;
(4) air liur keluar
berlebihan. Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan
dan diobati secara terpisah;
C) Penyakit radang kuku atau kuku
busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala:
(1) mula-mula
sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh;
(2) kulit kuku
mengelupas;
(3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit;
(4) sapi pincang
dan akhirnya bisa lumpuh.
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan
memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30
menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang
bersih dan kering.
INFO
PRODUK NASA PADA TERNAK SAPI PERAH
- Produk
yang digunakan : Viterna Plus, POC NASA
- Kandungan VITERNA, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan
organik/alami, bukan kimia/sintetik.
- Cara
pemakaian dan dosis : Viterna dan POC NASA, masing-masing setengah tutup
dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 6-7 kg, diberi setiap hari.
- Waktu
pemberian : Pagi atau sore hari
- Pemberian
produk NASA tidak menyebabkan kemajiran/kemandulan atau keguguran.
- Untuk
sapi yang sedang bunting, pemberian produk NASA dapat diberikan setiap
hari selama 5 bulan kebuntingan pertama. Selanjutnya untuk umur
kebuntingan 6 bulan sampai melahirkan, produk NASA dapat diberi 3 hari
sekali sebagai pakan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada induk
sapi.
- Keunggulan Produk NASA pada sapi perah :
- Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
- Merupakan pakan tambahan yang berperan sebagai sumber protein, mineral dan vitamin.
- Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
- Meningkatkan nafsu makan
- Mempercepat adaptasi sapi terhadap pakan, pada saat pertama kali masuk kandang.
- Mengurangi kestresan pada sapi, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah sapi divaksinasi atau saat sapi dalam proses pengobatan
- Meningkatkan kualitas susu. Total solid susu rata-rata mencapai 12, Kadar lemak susu : 3,9 – 4
- Jumlah produksi susu rata-rata mencapai 15 liter perhari, dengan jenis sapi yaitu Peranakan Friesian Holstein (PFH)
- Mempercepat pertumbuhan sapi
- Mengurangi bau kotoran
- Meningkatkan kesehatan sapi
- Meningkatkan kualitas daging sapi dengan warna lebih merah, padat dan rendah lemak.
0 Response to "TEKNIS BUDIDAYA SAPI PERAH NASA"
Post a Comment